Ruang Silaturahmi Dengan BAPPEDA Bangka Barat
Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan bukan hanya terfokus pada masyarakat (baca;masyarakat miskin) tetapi juga kepada pemerintah daerah. Selasa, 20 Juli 2010, ruang silaturahmi dengan BAPPEDA Bangka Barat di buka untuk saling bertukar pikiran dan pendapat di dalam menyikapi pelaksanaan PNPM MAndiri Perkotaan. Baik soal pelaksanaan kegiatan yang meliputi progrees capaian sampai dengan persoalan pendampingan di wilayah dampingan PNPM Mandiri Perkotaan.
Diawali dari himbauan BAPPEDA dalam hal ini Pak Syaiful Pudri, bahwa pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan hendaknya mengacu pada kebutuhan masyarakat. Indikatornya adalah dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh masyarakat. Dengan memperhatikan alokasi dana yang ada, sehingga jika dana telah masuk ke rekening LKM segera untuk melakukan input dan pelaksanaan kegiatan di lapangan. Beliau juga menghimbau bahwa administrasi berkenaan dengan pemberkasan dan laporan hendaknya juga menjadi perhatian karena setiap akhir tahun akan dilakukan audit, baik capaian program sampai dengan laporan keuangan.
Tentunya ini menjadi saran dan masukan serta motivasi yang baik buat LKM sebagai lembaga amanah warga, dalam melakukan inventarisasi kegiatan sampai dengan laporan pelaksanaan kegiatan di masyarakat. Namun sayang, dengan keterbatasan waktu beliau harus meninggalkan ruang pertemuan untuk menghadiri pertemuan di tempat lain guna membahas perencanaan anggaran Kabupaten Bangka Barat tahun depan.
Selain Pak Syaiful Pudri juga hadir PJOK Kecamatan Muntok, Pak Dekky Edward. Beliau juga menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan mengacu pada kebutuhan masyarakat. Tetapi hal yang sangat disayangkan beliau adalah bahwa selama ini beliau belum sempat untuk melakukan kunjungan langsung ke lapangan. Sehingga kedepan diharapkan beliau dapat turun langsung ke lapangan untuk meninjau dan melihat dari dekat hasil kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kecamatan Muntok. Hal ini tentunya menjadi masukan positif buat LKM dan Fasilitator untuk bersama-sama melakukan kunjungan ke lokasi kegiatan bersama dengan PJOK Kecamatan.
Agenda inti silaturahmi ini adalah koordinasi kegiatan di lapangan. Askorkot PNPM Mandiri Perkotaan (Dini RM) menyampaikan soal capaian lapangan mulai dari kegiatan lingkungan, sosial dan ekonomi. Selain itu juga disampaikan rencana penyerapan alokasi dana BLM Tahun Anggaran 2010 ini. Bahwa untuk tahun 2010 ini alokasi dana BLM 1, 2 dan 3 Putaran 3 harus bisa terserap seluruhnya, dengan dimulai dari penyiapan berkas pencairan, pembuatan proposal, rencana penggunaan dana, pelaksanaan kegiatan di masyarakat sampai dengan laporan pertanggungjawaban kegiatan.
Ini menjadi tantangan tersendiri mengingat masih ada beberapa kendala lapangan diantaranya pelaksanaan ekonomi bergulir. Issue ini menjadi tema diskusi menarik di kalangan LKM yang hadir. Mulai dari sharing strategi pelaksanaan ekonomi bergulir sampai dengan sanksi apa yang bisa diberikan jika di lapangan mengalami kemacetan dalam pengembalian. Beberapa LKM meminta penjelasan apakah bisa untuk di bawa ke pihak berwajib untuk memberikan efek jera.
"Sebenarnya dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan lebih baik memberikan sanksi sosial dengan melibatkan pihak pemerintahan yaitu Lurah/Kepala Desa. Namun jika usaha tersebut masih belum bisa, maka surat perjanjian pinjaman bergulir bisa diberlakukan yang menyebutkan bisa di bawa ke paniteraan pengadilan negeri", imbuh Askorkot mengutip penyampaian Hendra Putra sebagai Fasilitator Ekonomi.
Berkenaan dengan kegiatan lingkungan, oleh Widodo sebagai Senior Fasilitator, di tampilkan foto-foto kegiatan mulai dari kondisi awal, pengerjaan sampai dengan kondisi seratus persennya. Hal ini untuk memberikan motivasi kepada LKM bahwa kegiatan yang masyarakat lakukan terdokumentasi dan ditampilkan secara bersama di ruang pertemuan. Pak Syaiful Pudri bahkan menilai pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan sungguh jauh nilai dananya jika dibandingkan dengan proyek. Hal itu beliau ungkapkan saat ditampilkan foto pelaksanaan pembuatan jembatan Air Ketok di Kelurahan Tanjung yang hanya menggunakan dana BLM sebesar 35 juta rupiah dan selebihnya swadaya masyarakat dengan total seluruh anggaran mencapai lebih dari 65 juta rupiah.
Diawali dari himbauan BAPPEDA dalam hal ini Pak Syaiful Pudri, bahwa pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan hendaknya mengacu pada kebutuhan masyarakat. Indikatornya adalah dari masyarakat, untuk masyarakat dan oleh masyarakat. Dengan memperhatikan alokasi dana yang ada, sehingga jika dana telah masuk ke rekening LKM segera untuk melakukan input dan pelaksanaan kegiatan di lapangan. Beliau juga menghimbau bahwa administrasi berkenaan dengan pemberkasan dan laporan hendaknya juga menjadi perhatian karena setiap akhir tahun akan dilakukan audit, baik capaian program sampai dengan laporan keuangan.
Tentunya ini menjadi saran dan masukan serta motivasi yang baik buat LKM sebagai lembaga amanah warga, dalam melakukan inventarisasi kegiatan sampai dengan laporan pelaksanaan kegiatan di masyarakat. Namun sayang, dengan keterbatasan waktu beliau harus meninggalkan ruang pertemuan untuk menghadiri pertemuan di tempat lain guna membahas perencanaan anggaran Kabupaten Bangka Barat tahun depan.
Selain Pak Syaiful Pudri juga hadir PJOK Kecamatan Muntok, Pak Dekky Edward. Beliau juga menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan mengacu pada kebutuhan masyarakat. Tetapi hal yang sangat disayangkan beliau adalah bahwa selama ini beliau belum sempat untuk melakukan kunjungan langsung ke lapangan. Sehingga kedepan diharapkan beliau dapat turun langsung ke lapangan untuk meninjau dan melihat dari dekat hasil kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kecamatan Muntok. Hal ini tentunya menjadi masukan positif buat LKM dan Fasilitator untuk bersama-sama melakukan kunjungan ke lokasi kegiatan bersama dengan PJOK Kecamatan.
Agenda inti silaturahmi ini adalah koordinasi kegiatan di lapangan. Askorkot PNPM Mandiri Perkotaan (Dini RM) menyampaikan soal capaian lapangan mulai dari kegiatan lingkungan, sosial dan ekonomi. Selain itu juga disampaikan rencana penyerapan alokasi dana BLM Tahun Anggaran 2010 ini. Bahwa untuk tahun 2010 ini alokasi dana BLM 1, 2 dan 3 Putaran 3 harus bisa terserap seluruhnya, dengan dimulai dari penyiapan berkas pencairan, pembuatan proposal, rencana penggunaan dana, pelaksanaan kegiatan di masyarakat sampai dengan laporan pertanggungjawaban kegiatan.
Ini menjadi tantangan tersendiri mengingat masih ada beberapa kendala lapangan diantaranya pelaksanaan ekonomi bergulir. Issue ini menjadi tema diskusi menarik di kalangan LKM yang hadir. Mulai dari sharing strategi pelaksanaan ekonomi bergulir sampai dengan sanksi apa yang bisa diberikan jika di lapangan mengalami kemacetan dalam pengembalian. Beberapa LKM meminta penjelasan apakah bisa untuk di bawa ke pihak berwajib untuk memberikan efek jera.
"Sebenarnya dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan lebih baik memberikan sanksi sosial dengan melibatkan pihak pemerintahan yaitu Lurah/Kepala Desa. Namun jika usaha tersebut masih belum bisa, maka surat perjanjian pinjaman bergulir bisa diberlakukan yang menyebutkan bisa di bawa ke paniteraan pengadilan negeri", imbuh Askorkot mengutip penyampaian Hendra Putra sebagai Fasilitator Ekonomi.
Berkenaan dengan kegiatan lingkungan, oleh Widodo sebagai Senior Fasilitator, di tampilkan foto-foto kegiatan mulai dari kondisi awal, pengerjaan sampai dengan kondisi seratus persennya. Hal ini untuk memberikan motivasi kepada LKM bahwa kegiatan yang masyarakat lakukan terdokumentasi dan ditampilkan secara bersama di ruang pertemuan. Pak Syaiful Pudri bahkan menilai pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan sungguh jauh nilai dananya jika dibandingkan dengan proyek. Hal itu beliau ungkapkan saat ditampilkan foto pelaksanaan pembuatan jembatan Air Ketok di Kelurahan Tanjung yang hanya menggunakan dana BLM sebesar 35 juta rupiah dan selebihnya swadaya masyarakat dengan total seluruh anggaran mencapai lebih dari 65 juta rupiah.
0 komentar:
Posting Komentar